Pages

Tugas Kuliah, Laptop Murah, dan Motor Mogok

Tuesday, October 8, 2013 | at 8:56 PM


2011, dua tahun lalu, adalah pertama kali kuinjakkan kaki di kota Yogyakarta untuk memulai belajar lagi banyak hal. Dan benar saja, ada banyak pengalaman dan pelajaran baru yang kudapatkan, bahkan sejak hari-hari pertama berada di kota ini. Dari memilih kosan murah di belakang Pasar Terban, jalan kaki 45 menit ke kampus (90 menit bolak-balik setiap harinya), hingga tugas kuliah yang bikin shock.
Nah, tugas kuliah inilah yang kemudian mengantarkanku pada sebuah pengalaman unik, memburu laptop murah. Awalnya, kupikir proses kuliah akan berjalan santai dan biasa saja. Sepekan berjalan nampak tidak ada aktivitas dan materi yang serius sama sekali. Hingga masuk pekan berikutnya dan hampir semua mata kuliah mulai memberi beban serupa untuk sepekan ke depan, TUGAS. Hari masih berjalan seperti biasa hingga di penghujung pekan, mulai kupikirkan tentang tugas-tugas yang menumpuk itu. Mulai kupikirkan kalau sama sekali tidak ada komputer atau laptop yang bisa kupakai untuk mengerjakan semua tugas-tugas itu. Panik mulai menggangguku, mengingat tugas pertama harus selesai paling lambat tiga hari ke depan.
Kuputuskan untuk akhirnya membeli laptop, tapi aku belum terlalu hafal kota ini. Yang paling kukenali hanya jalan dari kosanku menuju kampus. Kuceritakan keluhanku pada kawan-kawan di kosan hingga akhirnya mereka merekomendasikan beberapa toko komputer yang tak jauh dari kosan. Di sana bisa kubandingkan harga beberapa laptop yang paling murah yang bisa kupilih nantinya.
Dari beberapa toko komputer yang disebutkan, ada satu toko yang paling direkomendasikan dengan pertimbangan harga paling kompetitifnya, yaitu ELS Computer. Jaraknya tidak jauh, sekitar 400 meter dari kosanku ke arah utara. Kata mereka, bisa kutemukan laptop murah dengan harga terendah disana. Dengan meminjam sepeda motor butut salah seorang kawan, kudatangilah beberapa toko yang direkomendasikan tadi. Harga patokan tertinggiku adalah 2,5 juta rupiah. Hingga akhirnya kutemukan laptop yang menarik minatku saat itu, ASUS 1015B warna putih dengan processor AMD C-50. Saat itu, aku belum mengerti banyak tentang spesifikasi laptop,  jadi kupilih saja berdasarkan selera dan budget yang tersedia.
Setelah membandingkan harga dari setiap toko yang kudatangi, harga di ELS Computer adalah yang paling murah untuk tipe itu. Pada saat itu harganya berkisar di angka 2,3 juta, lebih murah 100-150 ribu jika dibandingkan dengan toko lain yang kudatangi. Dengan harga segitu, kuputuskan akhirnya mengambil laptop tipe itu di ELS Computer. Namun, masalahnya stok yang tersisa tinggal satu dan aku belum membawa uang untuk bayar tunai karena niat awal yang masih ingin membandingkan harga. Aku kembali diserang panik dan memutuskan secepatnya menuju ke arah Stadion Kridosono untuk menarik uang di ATM.
Kembali kukebut motor kawanku menuju ATM hingga kutarik 2,4 juta tunai dan segera kembali menuju ke toko ELS Computer. Masalah belum selesai di situ. Di depan Pasar Terban, motornya tiba-tiba batuk dan mesinnya mati tak jauh dari gang masuk ke kosanku, bensinnya habis rupanya. Panik dan mengingat laptop buruanku, tanpa pikir panjang, kuparkir motor di depan kios penjual pulsa dan berjalan kaki lumayan jauh ke arah utara, ke ELS Computer. Hampir tiba di toko laptop itu, aku baru tersadar kalau sebelum Pasar Terban ada SPBU dan seharusnya kudorong saja motornya ke sana biar langkah ke ELS Computer lebih mudah. Panik ternyata benar-benar memusatkan fokusku pada laptop murah itu.

kawan kuliah
Laptop yang Akhirnya Terus Menemani
Aku tiba di toko itu dan laptopnya masih ada, sepertinya memang ditakdirkan bersamaku. Aku belum bertanya banyak rupanya tadi sebelum menarik uang, karena ternyata laptopnya masih belum terisi Operating System (OS) atau masih “kosongan”, istilah mereka. Aku bertanya banyak tentang bagaimana caranya agar OS-nya ada dan bisa kugunakan secepatnya. Aku menyimak dengan seksama petunjuk dari salah satu karyawan toko yang melayaniku, mendengarkan petunjuknya untuk bisa mendapatkan OS untuk laptopnya, tentu saja berpura-pura mengerti seluruhnya. Tapi sebagiannya kupaham dan dia menyarankan untuk meng-install sendiri OS-nya biar lebih murah. Kemudian aku segera menuju toko penjual dvd di mana bisa kudapatkan OS untuk mengoperasikan laptop baruku itu.
Selepas maghrib, OS-nya ku-install, dan menurutku berjalan sesuai prosedur yang kutangkap dari karyawan ELS tadi. Instalasi berhasil kuselesaikan dan dengan bangga bisa kugunakan untuk menyelesaikan tugas yang membuntutiku tepat di belakang. Untuk sementara, hanya butuh Microsoft Office untuk kebutuhanku yang mendesak, TUGAS.
Dua hari berikutnya, tugas pertama sudah selesai dengan sempurna hingga akhirnya kutemukan kembali keanehan pada laptop baruku. Ternyata partisinya cuma satu. Partisi untuk sistem sekaligus kugunakan untuk penyimpanan datanya. Tapi kubiarkan saja dulu sampai selesainya sepekan yang penuh tugas dan berkesan itu. Hingga akhirnya setelah konsultasi dengan kawanku, ku-install lagi laptopnya di akhir pekan, dengan menambahkan dua partisi yang akhirnya kugunakan sampai sekarang. Hingga selesainya seluruh tugas-tugas kuliahku, termasuk tesisku.
Pengalaman ini benar-benar tidak terlupakan bagiku. Tugas di awal perkuliahan yang mengejutkan, memburu laptop dengan budget terbatas, dan pengalaman instalasi pertamaku yang tidak langsung sempurna. Laptop ini mungkin akan ku-museum-kan suatu saat mengingat kesetiaannya menemani kuliahku dan kesan yang kudapatkan dalam proses mencarinya.

Belakang Pasar Terban, 8 Oktober 2013
#PostinganBaru
Hehehe

1 comments:

Andi said...

Ahahahah,,,gapteknya,,di,,,1 jh partsinya,,ahahahh