Pages

GURKHA SEBAGAI KEKUATAN LAIN DALAM ANGKATAN BERSENJATA INGGRIS

Tuesday, May 31, 2011 | at 6:05 PM


Kurang lebih dua abad silam, tentara Imggris dalam penjajahannya di Asia Selatan menemukan wilayah Nepal dan oang – orangnya sebagai musuh yang tangguh dan sangat sulit untuk ditaklukkan. Dalam perjalanannya kemudian, orang – orang Nepal yang dikenal sebagai orang Gurkha ini membuat kagum Angkatan Bersenjata Inggris. sebelum Perang Dunia I, mereka lalu mulai merekrutnya untuk dijadikan sebagai bagian dari pasukan Angkatan Bersenjata Inggris. Sejak saat itulah Gurkha dikenal sebagai pasukan yang tangguh dan loyal serta telah membela Inggris dalam beberapa pertempuran berdarah. Gurkha kini merupakan campuran dari orang – orang Nepal, Sikh, dari Punjab.
Gurkha sebenarnya merupakan nama salah satu suku di Nepal yang mendiami kaki Pegunungan Himalaya. Kejayaan Gurkha sebagai tentara bayaran hingga saat ini sebenarnya merupakan jasa dari kolonialis Inggris yang kala itu menjajah India, kemudian memperkenalkan Gurkha di pentas dunia sehingga menjadi sangat ditakuti di seluruh dunia. Para pemuda dari suku Gurkha direkrut menjadi tentara. Inggris dan memanfaatkan pasukan ini di garis depan dalam setiap peperangan, khususnya Perang Dunia II.
Semasa Perang Dunia II, sebanyak kuarang lebih 112.000 Gurkha bertempur untuk Inggris. Mereka tersebar dalam 40 batalyon dan bertempur di padang pasir Mesir, Libya, Italia, Yunani, Malaysia, Singapura, Burma, dan termasuk Indonesia. Seperempat juta orang Gurkha yang terlibat dalam perang Dunia II, saat ini mereka menjadi pasukan di Afganistan dan Inggris. Saat ini, tentara bayaran Gurkha tetap selalu digunakan dalam setiap keterlibatan tantara Inggris dalam peperangan, seperti di Afghanistan, Irak, Kosovo, dan lain –lain.
Karena ketangguhannya dalam berperang, sepuluh Prajurit Gurkha kemudian dianugerahi Victoria Cross, penghargaan atas keberanian dan kepahlawanan perang paling tinggi di Inggris. Keunggulan Gurkha adalah kedisiplinan serta ketaatan mereka terhadap perintah. Sekalipun menghadapi posisi sulit, mereka tetap maju selama diperintahkan.
Kepiawaiannya dalam berperang kemudian membuat jasa Gurkha tidak hanya digunakan oleh Angkatan Bersenjata Inggris saja. Akan tetapi, berbagai negara lain kemudian ikut memanfaatkannya dalam berbagai peperangan, bahkan dalam menangani masalah internal negaranya, seperti Singapura. Singapura menyewa mereka untuk menjaga keamanan. Petinggi Singapura bahkan merasa lebih aman dengan Gurkha, ketimbang aparatnya sendiri, wwalaupun sebenarnya tak ada yang perlu dikhawatirkan soal keamanan jika anda sedang berada di Singapura.
Sebelum serangan 11 September 2001, intelijen Perancis menyarankan kepada Pemerintah Singapura untuk menggunakan warga Nepal dalam mengamankan lokasi-lokasi yang dianggap paling sensitif di negaranya. Pasukan Gurkha diyakini merupakan salah satu pejuang yang paling ditakuti di dunia. Singapura yang merasa terancam dengan militan terpaksa mengamankan diri dengan Gurkha yang berasal dari Nepal ketimbang aparatnya sendiri. Pada dekade 1950-an dan 1960-an, Gurkha yang berperan meredam kerusuhan sosial, pemogokan, dan protes serikat buruh di Singapura. Gurkha terbukti mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan konsisten. saat ini, malah Gurkha menggantikan peran polisi Singapura untuk mengamankan lokasi yang paling sensitif, termasuk kompleks petrokimia di Jurong, Singapura barat, Bandara Changi, Kedutaan Besar AS, dan yang lainnya.
Keberadaan Gurkha di Singapura makin mencolok, setelah serangan 11 September, walau Singapura sudah menggunakan pasukan Gurkha dalam 50 tahun terakhir Selain Singapura dan Kerajaan Inggris, Brunai Darussalam adalah pihak yang juga menggunakan pasukan Gurkha untuk pertahanan dan keamanan negaranya..
Gurkha di Indonesia
Sejarah tentara Gurkha di Indonesia beawal ketika invasi sekutu terhadap tentara Jepang di Indonesia dalm Perang Dunia II. mereka datang untuk membantu mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. sementara, pada saat itu, Indonesia telah mendeklarasikan kemerdekaannya.
Pada tanggal 19 September 1945, seusai menghadapi serdadu Jepang, terjadi insiden berdarah di Hotel Oranye (Hotel Yamato) Jalan Tunjungan Surabaya. Ketika itu Belanda totok dan Indo Belanda di bawah pimpinan Mr. Ploegman yang baru keluar dari tawanan Jepang mengadakan infiltrasi masuk hotel kemudian orang-orang Belanda itu mengibarkan bendera Belanda si Tiga Warna Merah Putih Biru di menara hotel. Melihat keadaan demikian itu kemarahann rakyat dan pemuda meluap. Dua orang Pemuda Indonesia segera memanjat gedung dan menurunkan bendera Belanda itu langsung merobek warna birunya dan mengibarkan kembali bendera Merah Putih.  Keributan pun terjadi menyasar orang-orang Belanda, akhirnya terbunuhlah Mr. Ploegman itu sebagai pimpinan rombongan.
Pada 29 September 1945 menyusul pula pendaratan tentara Sekutu yang terdiri dari serdadu Inggris dan Gurkha di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philips Christison, Panglima Sekutu untuk Indonesia. Setelah beberapa hari tentara Sukutu berada di Surabaya, rupanya mereka sangat kecewa yang sedianya tugas mereka, RAPWI (Recovery Allied Prisoner of War And Internees) yang tugasnya mengumpulkan serdadu Jepang dan melucuti senjatanya. Namun ternyata serdadu Jepang pada saat itu telah dalam keadaan tangan kosong, karena senjata mereka seluruhnya sudah berpindah ke tangan pasukan Indonesia. Atas dasar inilah, kemudian Inggris membuat ulah. Mereka mengadakan patroli melewati batas kesepakatan. Dengan kekuatan penuh serdadu Inggris dan Gurkhanya berpatroli jalan kaki dengan formasi berbanjar satu dan senjata siap di tangan. Selain yang berjalan kaki ada pula yang mempergunakan truk dan mobil lapis baja. Tidak ada sesuatu dari pihak Pemuda memicu timbulnya kerusuhan, tiba-tiba patroli itu menembaki pemuda yang sedang bergerombol mengagumi pasukan tersebut.
Hal ini yang kemudian memicu kemarahan rakyat Indonesia dan memicu pertempuran. Kota Surabaya menjadi hiruk pikuk dari tembakan kedua belah pihak. Pertempuran tidak henti-hentinya satu malam sampai keesokan harinya. Pasukan Indonesia tentu saja kewalahan menandingi kecanggihan senjata mereka dan keuletan pasukan Gurkha yang terus merangsek ke selatan. Pasukan Indonesia kemudian mundur sampai di pasar Belauran. Namun serdadu Inggris Gurkha dengan dibantu senjata lengkungnya maju terus dan hampir menguasai daratan Jawa Timur. Walaupun demikian pasukan Indonesia sambil mundur terus saja melawan sesuai kemampuannya.

2 comments:

Anonymous said...

isi ceritanya hanya mengarang2 saja...rakyat indonesia lebih tangguh dr pd pasukan gurkha yg ceritanya terlalu dilebih2kan untuk menakut2ti generasi muda bangsa indonesia

sandaljpit said...

hahahaha..

saya sepakat. bukankah kenyataan memang membuktikan bahwa rakyat indonesialah pemenang dalam sejarah tertulis bangsanya..

saya hanya ingin memberi pandangan lain saja terkait pasukan asal Nepal ini yg ketangguhannya diakui dunia..tidak bermaksud meremehkan rakyat Indonesia..

saya mengagumi nasionalisme Anda..
Anda sama dengan rakyat mayoritas dari mereka yg msh mencintai negara dan bangsanya dalam kondisi terparah sekalipun..

permasalahannya, nasionalisme itu tidak cukup..
Intervensi asing telah terjadi di mana-mana di negeri ini..