Pages

Dampak Liberalisasi Ekonomi bagi Negara Berkembang

Thursday, October 14, 2010 | at 9:33 AM

Bagi negara–negara berkembang, tidak ada keuntungan dari berlakunya suatu liberalisasi ekonomi. Kita bisa melihat faktanya, sebelum berlakunya saja hampir semua negara berkembang di seluruh dunia di mana ada planning untuk memberlakukan liberalisasi ekonomi masih saja hidup dalam standar yang memperihatinkan. Di saat eksploitasi besar – besaran terjadi di semua sisi kehidupan rakyat mereka, di saat sumber kekayaan alam mereka dikeruk habis, tenaga manusia mereka hanya dinilai layaknya budak, standar kehidupanpun tidak pernah lebih baik. Angka kemiskinan yang tinggi, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang tidak memuaskan, utang luar negeri yang menumpuk, kerusakan ekologis, pencemaran, dan sebagainya menjadi warna yang lazim di negara – negara berkembang setiap harinya.

Itu baru satu sisi. Bagaimana dengan pola hidup masyarakatnya? Sanggupkah mereka untuk menjadi manusia produktif dalam waktu yang singkat di saat akses untuk mendapatkan pendidikan yang menjadi jalan keluar bagi perbaikan nasib dan kehidupan di masa depan menjadi semakin sulit?

Bagaimana produk lokal mereka mampu bersaing mereka mampu bersaing dengan produk impor yang lebih murah jika produk lokal mereka tidak diproteksi oleh pemerintahnya. Seperti yang kita ketahui bersama, produk impor yang didatangkan dari negara indusrtri maju jauh lebih murah akibat rendahnya biaya produksi dan tingginya tingkat efisiensi kerjanya. Produk negara maju adalah produk yang dihasilkan secara padat modal dengan aliran dana yang besar ditunjang oleh mesin–mesin canggih, tenaga kerja skillfull sedikit, dan dapat berproduksi hanya dalam hitungan detik. Sedangkan produk negara berkembang masih padat karya dengan modal kecil, teknologi sederhana, tenaga kerja yang berjumlah besar, dan tingkat efisiensi kerja yang masih rendah. Coba kita lihat, dengan hasil produksi yang banyak, dan tenaga kerja yang sedikit di pihak negara maju, dan hasil produksi yang sedikit, dan tenaga kerja yang banyak di negara berkembang,, menurut anda barang mana yang lebih murah? jika liberalisasi ekonomi terjadi, kondisi ini tentu akan mematikan industri domestik negara–negara berkembang. Dengan sendirinya, masyarakat negara berkembang tersebut akan mengikuti gaya hidup konsumerisme yang hanya bisa membeli tanpa bisa berproduksi.

Lalu, bagaimana mereka melakukan perdagangan internasional? perdagangan internasional hanya terjadi dengan mereka menjual minyak, gas, emas, dan seluruh hasil kekayaan alam mereka untuk ditukar dengan mobil, komputer, mesin–mesin, dan sebagainya. Jika kekayaan alam tersebut habis terkuras, maka solusinya adalah berutang ke IMF, Bank Dunia, dan negara – negara kaya. Kondisi seperti ini pernah dialami oleh Brasil, Meksiko, Argentina, Bolivia, dan lain–lain.

Tiongkok dan India adalah suatu pengecualian. Liberalisasi ekonominya berlangsung tanpa campur tangan secara langsung negara maju sedikitpun. Liberalisasi ekonomi kedua negara terjadi karena pemerintah negaranya berani mengambil sikap dan tidak mau tunduk pada kepentingan negara barat, khususnya Amerika Serikat. Negara–negara maju tidak berani mengintervensi keduanya karena masing – masing memiliki power dan bargaining position yang mantap di forum internasional. Tiongkok adalah anggota tetap DK PBB dan memiliki hak veto atas resolusi DK PBB. Kedua negara juga memiliki kekuatan militer yang kuat dengan didukung oleh senjata nuklir.

0 comments: