Pages

Gerakan Zapatista: Teroris atau Belligerent ?

Tuesday, June 7, 2011 | at 1:29 AM

Wacana tororisme begitu marak ketika terjadi peristiwa 11 september 2001, peledakan gedung WTC (World Trade Center), meskipun istilah terorisme sudah berkembang sejak berabad lampau yang ditandai dengan beberapa kasus kejahatan dan pembunuhan serta ancaman untuk tujuan tertentu. Perkembangannya bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tiran.
            Bentuk pertama Terorisme, terjadi sebelum Perang Dunia II, Terorisme dilakukan dengan cara pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah. Bentuk kedua Terorisme dimulai di Aljazair di tahun 50an, dilakukan oleh FLN yang mempopulerkan “serangan yang bersifat acak” terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa. Hal ini dilakukan untuk melawan apa yang disebut sebagai Terorisme negara oleh Algerian Nationalist. Pembunuhan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan. Bentuk ketiga Terorisme muncul pada tahun 60an dan terkenal dengan istilah “Terorisme Media”, berupa serangan acak terhadap siapa saja untuk tujuan publisitas.
            Dari beberapa aksi terorisme yang terjadi dekade terakhir, kebanyakan mereka melakukan untuk mendapat perhatian publik—bentuk ketiga. Rata-rata aksi yang mereka lakukan adalah bentuk ancaman atas ketidak-adilan yang mereka rasakan atas sistem atau pemerintahan yang sedang berkuasa. Hal itu terlihat jelas dari pola dan metode aksi yang mereka lakukan. Yang menjadi sasaran utama dari serangannya adalah tempat atau fasilitas publik yang memungkinkan untuk mendapat perhatian dari masyarkat global melalui liputan media massa.
            Namun, selain dari bentuk aksi terorisme, ada beberapa kelompok yang menyatakan diri sebagai kelompok perjuangan (belligerent) yang melakukan aksi-aksi demi perjuangan kelas atau kepentingan kelompok mereka. Tindakan yang mereka lakukan merupakan perjuangan/perlawanan kepada kelompok tertentu atau pemerintahan demi mendapatkan hak-haknya.
            Sekilas, belligerent nampak seperti gerakan terorisme karena kesamaan pola dan metodenya. Namun secara spesifik, belligerent lebih menekankan pada perjuangan kelompok tertentu atas tanah hidup mereka. Beberapa kelompok yang sering mengklaim diri sebagai belligerent yaitu Euzkadi Ta Azkatazuna (ETA) di Basque Spanyol, Tentara Pembebasan EZLN di Meksiko, dan beberapa kelompok lain yang cenderung mendeklarasikan dirinya.

Sekilas tentang Gerakan Zapatista  
Tentara Pembebasan Nasional Zapatista atau Ejercito Zapatista de Liberacian Nacional (EZLN) adalah kelompok revolusioner bersenjata. Kelompok ini bermarkas di Chiapas, salah satu provinsi termiskin di Meksiko. Basis anggota mereka sebagian besar adalah masyarakat adat. Namun, mereka juga mempunyai pendukung dari wilayah perkotaan seperti halnya dukungan jaringan internasional.
Banyak kalangan menganggap gerakan Zapatista merupakan revolusi pascamodern pertama. Nama Zapatista diambil dari Emiliano Zapata, seorang tokoh revolusi Meksiko. EZLN dibentuk pada 17 November 1983 oleh mantan anggota beberapa kelompok, baik yang berorientasi kekerasan maupun pasif. Mereka mulai dikenal masyarakat nasional maupun internasional pada 1 Januari 1994. Pada hari itu, NAFTA diberlakukan dan ditandai dengan keberhasilan awal menaklukkan pemerintahan Meksiko di kota-kota besar di Chiapas. Konflik bersenjata singkat di Chiapas berakhir dua minggu setelah pemberontakan dan tanpa menimbulkan konfrontasi yang meluas. Pemerintah Meksiko menggantikan kebijakan perang dengan mengerahkan kelompok-kelompok milisi dalam usaha mengendalikan pemberontakan. Secara bersamaan, Zapatista membangun suatu media kampanye melalui berbagai koran komunike. Secara berkala mereka mengeluarkan enam Deklarasi Rimba Raya Lacandon.

Zapatista, sebuah inspirasi
Hal yang unik dari gerakan Zapatista ini adalah serangan yang dilakukan pada 1 januari 1994 yang berhasil menaklukkan pemerintahan Meksiko, ternyata tidak bermaksud untuk merebut kekuasaan. Tapi aksi dan serangan mereka lakukan semata-mata untuk memberi bukti atas ketidak-sepakatan mereka atas serangan neoliberalisme yang ketika itu mulai menancapkan dominasinya di Amerika Latin secara umum dan tentunya Meksiko secara khusus. (hmm...patut dites di Indonesia)
Gerakan Zapatista ini kemudian menjadi inspirasi bagi banyak kelompok di berbagai belahan dunia. Hal yang juga sangat menarik adalah bagaimana Zapatista mengeluarkan seruan-seruannya ke masyarakat dunia melalui tulisan-tulisan yang mereka namakan komunike. Melalui komunike itulah Subcomandante Marcos, humas Zapatista, menuliskan pesan-pesan ke penjuru dunia menyerukan perlawanan atas neoliberalisme. Komunike ini pula yang sering mereka sebut dengan jargon ”kata adalah senjata”.
Meskipun EZLN atau tentara pembebasan zapatista adalah kelompok bersenjata, namun mereka tidak menggunakan senjata untuk membunuh ataupun menyerang fasilitas publik. Senjata yang mereka miliki semata-mata untuk menjaga keamanan kelompok bila sewaktu-waktu ada serangan dari luar. Karena titik tekan dari gerakan Zapatista adalah bagaimana memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Chiapas yang di rebut tanahnya oleh otoritas Meksiko. 
Dari beberapa hal diatas, menjelaskan bahwa gerakan Zapatista bukanlah gerakan teorisme tetapi lebih cenderung ke Belligerent melihat ciri dan aksi-aksi yang mereka lakukan. Karena sejatinya, terorisme adalah sebuah aksi penghilangan nyawa dan pengrusakan atas fasilitas publik, lain halnya dengan Zapatista yang melakukan serangan menggunakan Komunike bukan dengan senjata konvensional. Jadi, klaim bahwa gerakan Zapatista adalah adalah kelompok terorisme adalah salah. Sebab gerakan mereka murni memperjuangkan hak-hak dasar mereka dan tidak disertai ancaman dan teror.

0 comments: