Pages

VLAAMS BELANG; ANTARA ETNONASIONALISME DAN DISKRIMINASI

Tuesday, June 7, 2011 | at 12:53 AM


Vlaams Belang merupakan salah satu partai politik yang ada di Belgia dengan aliran atau garis politik yang ekstrim nasionalis, bahkan cenderung radikal. Sejarah didirikannya partai politik ini (Vlaams Belang) bermula sebagai wadah atau kendaraan politik yang membawa kepentingan orang-orang Flandria, wilayah negara Belgia yang dihuni oleh penduduk yang kebanyakan berbahasa Belanda.  Berangkat dari sejarah inilah, maka partai ini dinamakan sebagai  Vlaams Belang, artinya kepentingan Vlaanderen (orang-orang Flandria). Tuntutan utama yang coba untuk diartikulasikan adalah menuntut kemerdekaan bagi wilayah Flandria. Seperti apa yang ada dalam kenyataan, bahwa wilayah yang bernama Flandria tersebut merupakan wilayah yang sangat kaya raya akan berbagai sumber kekayaan alam, akan tetapi memperoleh perlakuan yang berbeda dari Pemerintah Negara Federal Belgia dengan penduduk yang menghuni wilayah Walonia yang miskin di dekat Perancis.
Kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Negara Federal Belgia mengenai wilayah Walonia yang lebih diperhatikan bukan tanpa alasan. Pemerintah federal berasumsi bahwa daerah Walonia yang relatif miskin, lebih butuh suntikan dana dari Brussel daripada wilayah Flandria yang kaya. Warga Flandria sendiri bahkan menganggap diri mereka sebagai donatur warga Walonia. Akan tetapi, bagi sebagian orang di Flandria, hal tersebut tidaklah adil mengingat kedua wilayah seharusnya mampu mengurus diri sendiri, apalagi mereka berada dalam payung negara federal. Dari situlah asal seruan yang semakin kuat di kawasan Flandria untuk bersikap keras dan keluar dari negara federasi Belgia. Partai Vlaams Belang kemudian mengambil peran sebagai motor penggerak dalam upaya realisasi seruan tersebut.
Perbedaan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah federal di Brussel ini kemudian memberikan dampak yang lebih luas dengan tercipta dan semakin kuatnya semangat etnonasionalisme orang-orang Flandria. Ibukota Brussel acapkali menjadi ajang pertikaian bahasa. Dengan 35 kotamadya di sekitarnya, ibukota Belgia itu menjadi sebuah distrik khusus dengan dua bahasa. Dalam Pemilihan Umum misalnya, Partai Vlaams Belang dengan garis politiknya yang ekstrim kanan mencoba memanfaatkan keadaan yang kritis seperti ini. Dengan memanfaatkan etnonasionalisme yang sudah terbentuk pada masyarakat wilayah Flandria, mereka menyuarakan untuk sebuah pemisahan diri (disintegrasi) keluar dari negara federasi Belgia. Walaupun hal tersebut hanya menjadi suatu bualan politik saja mengingat sebagian besar politisi Flandria, khususnya yang berasal dari partai-partai tradisional sama sekali tidak ingin memisahkan diri, karena itu berarti resiko politik dan keuangan yang besar.
Di wilayah Flandria, tidak hanya terdapat satu partai saja (Vlaams Belang), akan tetapi masih ada beberapa partai tradisional yang jauh lebih realistis dalam memberikan seruan politiknya. Partai-partai tradisional tersebut juga semakin gencar menyerukan soal kepentingan "nasional" warga Flandria. Akan tetapi, mereka tidak mendukung ide pemisahan diri Flandria yang kaya atau penghapusan negara federal Belgia, melainkan mereka menuntut wewenang lebih bagi pemerintah regional atau secara halus disebut distrik. Hal ini terutama mengenai wewenang atau hak pada sektor sosial-ekonomi seperti kesehatan dan lapangan pekerjaan.
Mengingat urgensi dan sentralnya wacana pembagian wewenagn ini bagi Belgia sendiri dan dampaknya secara langsung terhadap wilayah lainnya, yaitu Walonia, maka para politisi berbahasa Prancis di negara bagian Walonia dengan tegas menyatakan ketidaksepahamnya dengan hal ini. Mereka menganggap seruan ini lebih sebagai usaha rahasia untuk menggerogoti negara federal Belgia, terutama di bidang keuangan. Ini sekali lagi menunjukkan bobot pertikaian politik tersebut, namun bukan isinya. Diskusi yang sudah lama tentang pembagian wewenang antara pemerintah regional dan federal Belgia sebenarnya berkisar tentang uang. Flandria tidak ingin menginvestasi uang yang tidak perlu untuk kawasan Walonia yang struktur ekonominya lemah.
Menentang “Islamisasi Eropa”
Sebagaimana umumnya partai atau kelompok nasionalis yang ekstrim, Vlaams Belang menentang sangat keras goncangan atau goyangan ideologis yang bisa merusak atau mengancam keseimbangan dalam sistem politik mereka, apalagi kemungkinan akan adanya sistem tandingan yang lebih baik yang dapat mengancam eksistensinya, khususnya dalam merebut dukungan mayoritas dari warga negara. Partai Vlaams Belang mengidentifikasi salah satu masalah adalah perkembangan islam, khususnya di Eropa. Kelompok sayap kanan ini takut akan adanya kebangkitan Islam di Eropa yang ditandai dengan menguatnya kekuatan politik muslim di sejumlah negara Eropa. 
Bagaimanapun, secara historis, islam pernah menjadi kekuatan yang menakutkan secara politik terhadap pemerintah negara-negara Kristen di Eropa pada masa lalu. ketakutan akan kebangkitan Isam sebagi kekuatan politik ini tentunya bisa mengancam eksistensi partai-partai nasionalis garis keras, tidak hanya di Belgia, melainkan di seluruh Eropa. Maka wajar saja jika muncul berbagai aksi massa "menentang Islamisasi Eropa" yang berlangsung di beberapa negara, termasuk di Brussels ibukota Belgia. Aksi tersebut umumnya disertai dengan bentrokan antara aparat kepolisian dan peserta aksi untuk mempertegas sikap dan penolakan mereka terhadap islamisasi Eropa.
Sikap yang dimiliki oleh partai ekstrim kanan, khusunya Vlaams Belang dengan ketakutannya terhadap islam sebenarnya sangat tidak beralasan. Alasan sesungguhnya adalah bahwa mereka berusaha untuk tetap mengikat simpati rakyat Belgia di wilayah Flandia yang umumnya masih ortodoks dengan ke-Kristen-an mereka dan menjadikan Islam sebagai alasan untuk bersatu. Selanjutnya melempar dan mengaikan berbagai wacana yang menyerang Pemerinah federal Belgia dengan mengatakan ketidakberpihakan Pemerintah terhadap kepentingan dan aspirasi masyarakat di Flandria.
Dengan demikian, dapat menjadi satu alasan utama pemisahan diri wilayah Flandria dari negara federal Belgia dan mereka, Vlaams Belang sudah ada di front terdepan sebagai pemimpin. Jadi, seandainya kemudian partai-partai tradisional Flandria memilih untuk berubah sikap,  maka mereka akan terkesan mengikut pada garis perjuangan Vlaams Belang. Karena sesungguhnya, pencitraan perjuangan untuk kemerdekaan wilayah Flandria sudah dimiliki mutlak oleh Vlaams Belang.

0 comments: