Pages

KERJASAMA JEPANG DENGAN NEGARA-NEGARA NATO DALAM PERANG AFGHANISTAN DAN IRAK

Thursday, May 19, 2011 | at 10:53 AM

Jepang adalah salah satu negara Asia yang menyatakan diri untuk terlibat dalam perang atau invasi Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak. Setelah beberapa lama berlalu, berbagai hal terjadi kemudian dalam keputusan untuk ikut serta dalamperang tersebut. Jepang adalah salah satu negara yang paling banyak mengirim tenaga kemanusiaan sipil ke kedua lokasi perang tersebut. Hal inilah yang kemudian banyak menimbulkan masalah, khususnya mengenai mekanisme atau aturan perang yang mengatur tentang perlindungan masyarakat sipil dan petugas kemanusiaan dalam perang. Kondisi ini sempat membuat hubungan Jepang dengan NATO memanas. Akan tetapi kemudian dapat teratasi dengan baik melalui media dialog dan diplomasi. Masalah bermula ketika Panglima Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jaap de Hoop Scheffer, pada mengatakan bahwa dirinya telah minta kepada para pemimpin pemerintah Jepang, dan anggota-anggota parlemennya untuk mempertimbangkan kesertaan sipil dalam operasi-operasi NATO di masa depan untuk membantu rekontruksi Afghanistan. Jaap de Hoop Scheffer bahkan mengajukan dan meminta mereka dalam tiap kesempatan bahwa kesertaan itu di bidang sipil bahwa ada kemungkinan Jepang akan membantu dengan mengirimkan helikopter - helikopter sipilnya ke Afghanistan, bahkan menekankan dan menggarisbawahi kata - kata sipil itu karena terpaksa, karena memang kenyataannya begitu.

Hal itu dikemukakan dengan alasan terdapatnya pembatasan - pembatasan dalam partisipasi Jepang dalam operasi-operasi yang berkaitan dengan kegiatan militer di luar negeri, berdasarkan konstitusi mereka yang cinta damai, yang dirancang pada tahun 1947 pasca Perang Dunia kedua. Pernyataannya mengisyaratkan kepada para pemimpin Jepang bagi kemungkinan kesertaan helicopter - helikopter sipil dalam kegiatan-kegiatan seperti evakuasi medis. Itu adalah masalah yang sangat sederhana, apabila ada peluang bahwa Jepang akan meningkatkan kesertaannya di Afghanistan, seperti apa yang dikatakan de Hoop Scheffer kepada Klub Koresponden Asing.

Hal ini memang, pada akhirnya tergantung kepada pemerintah Jepang dan Diet (majelis rendah dan majelis tinggi) untuk memutuskan, namun pertanyaan ini tetap penting sebaai perbandingan kepada para mitra dialog Jepang. De Hoop Scheffer menekankan, dirinya sangat gembira bahwa Jepang adalah sangat aktif berpartisipasi dalam kerjasama dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) NATO di Afghanistan. Tetapi, dia menyatakan harapan bahwa Jepang dan NATO makin memperkokoh hubungan – hubungannya kerjasama di bidang militer dan pertahanannya.

Jepang ikut ambil bagian dalam rangka kerjasama bantuan kemanusiaan untuk rakyat Afghanistan melalui lapisan rakyat terbawah dan keamanan kemanusiaan berkaitan dengan bantuan hibah yang dikoordinasikan dengan tim rekonstruksi ISAF di negara yang masih bergolak itu. Untuk memperlancar pelaksanaan proyek – proyek berdasarkan kerjasama ini, Jepang Kamis menunjuk seorang anggota kedutaannya di Afghanistan menjadi petugas penghubung dengan kantor petugas sipil NATO di Kabul, menurut siaran pers bersama yang dikeluarkan oleg Fukuda dan de Hoop Scheffer.

Mengenai keikutsertaan Jepang dalam Perang Irak, Pemimpin oposisi utama Jepang telah menolak himbauan PM Yasuo Fukuda untuk mencabut sikapnya yang menentang dimulainya lagi misi pendukung Angkatan Laut negara itu bagi operasi militer pimpinan Amerika di Afghanistan. Pemimpin Partai Demokrat Jepang Ichiro Ozawa mengatakan ia menolak permintaan itu dalam pertemuan dengan PM Fukuda di Tokyo hari ini. Ozawa menolak dukungan AL Jepang kepada pasukan pimpinan Amerika di Afghanistan karena, ia mengatakan, dukungan semacam itu melanggar konstitusi pasifis Jepang. Pemerintah Jepang mengatakan harus ikut dalam misi pemelihara perdamaian untuk lebih meningkatkan peran diplomasi dunia Jepang. Dan Tokyo terpaksa menghentikan operasinya di Afghanistan yang telah berjalan selama enam tahun 1 November lalu ketika mandat yang diberikan parlemen habis masa berlakunya.


REFERENSI

Rudi, Teuku May, Studi Kawasan : Sejarah Diplomasi dan Perkembangan Politik di Asia. Bandung: Penerbit Bina Budhaya, 1997.
(http://globalisasi.wordpress.com/2007/01/03/percaturan-strategis-di-asia-timur-2/)
Http/www.kapanlagi.com
Http/www.detik.com
Http/www.kompascybermedia.com

0 comments: